SYOCK (GANGGUAN SIRKULASI)
I.
Definisi :
-
Suatu keadaan / syndrome
gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan
metabolisme jaringan.
(Rupii, 2005)
-
Keadaan kritis akibat kegagalan
sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan
& pemakaian untuk metabolisme selular jaringan tubuh sehingga terjadi
defisiensi akut oksigen akut di tingkat sekuler.
(Tash Ervien S, 2005)
II.
Klasifikasi Syock :
a.
Syock kupoveolenik
b.
Syock distributif (berubahnya
tonusvaskuler akibat neurohormonal)
c.
Syock kardiogenik (kegagalan
pompa jantung)
d.
Syock septik
e.
Syock obsmertif (obstuksi
persision dan jalan keluar jantung)
III.
Stadium Syock
a.
Kompensasi :
Komposisi tubuh dengan meningkatkan reflek syarpatis
yaitu meningkatnya resistensi sistemik dimana hanya terjadi detruksi selektif
pada organ penting. TD sistokis normal, dioshalik meningkat akibat resistensi
arterial sistemik disamping TN terjadi peningkatan skresi vaseprsin dan
aktivasi sistem RAA. menitestasi khusus talekicad, gaduh gelisah, kulit pucat, kapir retil >
2 dok.
b.
Dekompensasi
Mekanisme komposisi mulai gagal, cadiac sulfat made kuat
perfusi jaringan memburuk, terjadilah metabolisme anaerob. karena asam laktat
menumpuk terjadilah asidisif yang bertambah berat dengan terbentuknya asan
karbonat intrasel. Hal ini menghambat kontraklilitas jantung yang terlanjur
pada mekanisme energi pompo Na+K di tingkat sel.
pada syock juga terjadi pelepasan histamin akibat adanya
smesvar namun bila syock berlanjut akan
memperburuk keadaan, dimana terjadi vasodilatasi disfori & peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga volumevenous retwn berkurang yang terjadi
timbulnya depresi muocard.
Maniftrasi klinis : TD menurun, porfsi teriter buruk olyserci,
asidosis, napus kusmail.
c.
Irreversibel
Gogal kompersasi terlanjut dengan kuratian sel dan
disfungsi sistem nultragon, cadangan ATP di keper dan jantung habis (sintesa
baru 2 jam). terakhir kematian walausirkulasi dapat pulih manifestasi klinis :
TD taktenkur, nadi tak teraba, kesadaran (koma), anuria.
IV.
Penatalaksanaan Syock
Target utama, pengelolaan syock adalah mencukupi
penyediaan oksigen oleh darah, untuk jantung (oksigen deliverip)
a.
Obsigonasi adekuat, hindari
hyroksemia.
Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2)
dengan mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100 % dengan cara :
1.
Membebaskan jalan nafas.
2.
Oksigenasi adekuat, pertahankan
pada > 65 = 7 mmHg.
3.
Kurangi rasa sakit &
auxietas.
b.
suport cadiovaskuler sistem.
1.
Therapi cairan untuk
meningkatkan preload
-
pasang akses vaskuler secepatnya.
-
resusitasi awal volume di
berikan 10 – 30 ml/Kg BB cairan kastolord atau kalois secepatnya (< 20
menit). dapat diulang 2 – 3 kali sampai tekanan darah dan perfusi perifer baik.
Menurut konsesus Asia Afrika I (1997).
1).
cairan kaloid lebih dianjurkan
sebagai therapi intiab yang dianjurkan kaloid atau kristoloid.
2).
therapi dopaadv berdasarkan
respon klinis, perfusi perifer, cup, mep sesuai unsur.
2.
Obat-obatan inetropik untuk
mengobati disretmia, perbaikan kontraklitas jantung tanpa menambah konsumsi
oksigen miocard.
1).
Dopevin (10 Kg/Kg/mut)
meningkatkan vasokmstrokuta.
2).
Epinoprin : Meningkat tekanan
perfusi myocard.
3).
Novepheriphin : mengkatkan
tekanan perfusi miocard.
4).
Dobtanine : meningkatkan
cardiak output.
5).
Amiodarone : meningkatkan
kontraklitas miocard, luas jantung, menurunkan tekanan pembuluh darah sitemik.
V.
Pengkajian primer
- Air way : - Apakah ada obstruksi? lendir?
-
Menjaga jalan nafas manual
(Head alt left manufaktur)
-
Menguasai jalan nafas dengan
alat (Nasi/Nophoing, inkubasi)
- Breathing: - RR
-
dispneo ? SaO2 > 95 % ?
-
responsitilasi
- Ciculapis : - HR, kualitas nadi
-
Perfusi kulit
-
TD
-
Praduksi urine
VI.
Diagnosa dan Intervensi
Perawatan
1.
Gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan COP, venus retunpress
a.
Tujuan : - Mempertahankan hemodinamik
- Status mental stabil
b.
Intervensi :
1).
Monitor tanda vital, perfusi
perifer, intake dan output
2).
Lakukan pemeriksaan BGA sesuai
administrasi.
3).
Berikan Oksigonasi adekuat.
4).
Berikan dehidrasi parenteral
sesuai advis
VII.
DAFTAR PUSTAKA
-
Hudek & Bolla (1997)
Keperawaan Kritis pendekatan Holistik, Jakarta,EGC.
-
Smetter &Bare (2002) Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth, Jakarta, EGC.
-
Schmacer (1997) skema diagnosa
dan penatalaksanaan gawat darurat Jakarta,
EGC.
-
Drerses, E
Maryh (205) Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta EGC.
-
Yayasan Hulalars, Gawat Darurat
118 (2005) Pelatihan BTUS Jakarta.