ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN HIPERTIROIDISME
A. Definisi
Hipertiroid adalah suatu
ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid
yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu
penyakit graves dan goiter nodular toksik. (Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)
B. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1.
Herediter
2.
Toksik Adenoma
3.
Tumor kelenjar hipofise
4.
Tiroiditis sub akut
5.
Kanker tiroid
6.
Terapi hormon tiroid berlebihan
(Price A, Sylvia, 1995,
hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
C. Faktor resiko
1.
Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
2. Pada usia lebih dari 50 tahun
3. Post trauma emosional
4. Peningkatan stress
(Long C,
Barbara 1996 hal 109)
D. Manifestasi klinis
Apatis
Mudah lelah
Kelemahan otot
Mual
Muntah
Gemetaran
Kulit lembab
Berat badan turun
Takikardi
Mata melotot, kedipan mata berkurang
(Smeltzer
C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A,
Sylvia, 1995, hal 1076)
E. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid
membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar
daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah
antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),
yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang
mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel,
dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan
oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar
hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel
sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang
diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada
kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar
tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
F. Pemeriksaan Penunjang
1.
Tes ambilan RAI: meningkat pada
penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiriditis
2.
T3 dan T4 serum : meningkat
3.
T3 dan T4 bebas serum :
meningkat
4.
TSH: tertekan dan tidak
berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
5.
Tiroglobulin : meningkat
6.
Stimulasi tiroid 131 :
dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian
TRH
7.
Ambilan tiroid 131 : meningkat
8.
Ikatan protein sodium :
meningkat
9.
Gula darah : meningkat (
kerusakan adrenal)
10.
Kortisol plasma : turun (
menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
11.
Pemerksaan fungsi hepar :
abnormal
12.
Elektrolit : hponatremi akibat
respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis
dan kehilangan dari GI
13.
Kateklamin serum : menurun
14.
kreatinin urin : meningkat
15.
EKG : fibrilasi atrium, waktu
sistolik memendek kardiomegali
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 711)
G. Penatalaksanaan
1.
Pengobatan jangka panjang
dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang
diberikanpaling sedikit selama satu tahun. Obat – obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.
2.
Pembedahan tiroideksomi sub
total sesudah terapi propiltiourasil prabedah
3.
Pengobatan dengan yodium
radioaktif
(Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)
H.Komplikasi
Penyakit jantung
Gagal ginjal kronis
Fraktur
Krisis tiroid
(Smeltzer
C. Suzanne, 2002, hal 1319)
I. Pengkajian
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
-
Insomnia, sensitivitas
meningkat
-
Otot lemah, gangguan koordinasi
-
Kelelahan berat
Data obyektif:
-
Atrofi otot
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
-
Palpitasi
-
Nyeri dada
Data obyektif:
-
Disritmia (fibrilasi atrium),
irama galop, murmur
-
Peningkatan tekanan darah,
takikardi saat istirahat
-
Sirkulasi kolaps
3. Integritas ego
Data Subyektif:
-
Mengalami stress yang berat
baik emosional maupun fisik
Data obyektif:
-
Emosi labil (euforia sampai
delirium), depresi
4. Eliminasi
Data Subyektif:
-
Urin dalam jumlah banyak
-
Perubahan dalam feses : diare
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
-
Kehilangan BB yang mendadak
-
Nafsu makan meningkat, makan
banyak, makan sering, kehausan. Mual muntah
Data obyektif:
-
Pembesaran tiroid, goiter
-
Edema non pitting terutama
daerah pretibial
6. Sensori neural
Data obyektif:
-
Bicara cepat dan parau
-
Ganggguan status mental dan
perilaku seperti bingung, disorentai, gelisah, peka rangsang, delirium,
sikosis, stupor,koma
-
Tremor halus pada tanan, tanpa
tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak
-
Hiperaktif reflekstenon dalam
(RTD)
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
-
Nyeri orbital, fotofobia
8. Respirasi
Tanda:
-
Frekuensi pernapasan meningkat,
takipnea
-
Dispnea
9.Keamanan
Data subyektif:
-
Tidak toleransi terhadap panas,
keringat berlebihan
-
Alergi terhadapiodium 9 mungkin
digunakan pada pemeriksaan)
Data obyektif:
Suhu meningkat diatas 37,4 C, diaforesis
Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus
Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kinjungtiva dan berair. Pruritus,
lesi eritema ( sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah
10. Seksualitas
Data
obyektif;
Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten
11. Penyuluhan/ pembelajaran
Subjektif Data :
-
Riwayat keluarga yang mengalami
masalah tiroid
-
Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid atau
pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan
pembedahan tiroidektomi sebagian
-
riwayat pemberian insulin yang
menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung trauma, pemeriksaan rontgen dengan
zat kontras
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 708 -709)
J. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d
hipertiroid tidak terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan Pasien / criteria evaluasi ;
-
mempertahankan curah jantung
yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil,
denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik,tidak
ada disritmia
Intervensi :
Independen
-
Pantau TTV. Perhatikan besarnya
tekanan nadi
-
Periksa /teliti kemungkinan
nyeri dada yang dikeluhkan pasien
-
Kaji nadi/denyut jantung saat
pasien tidur
-
Auskultasi suara jantung,
perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanyairamagallop dan murmur sistolik
-
Pantau EKG, catat atau
perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya disritmia
-
Observasi tanda dan gejala
kehausan yang hebat, mukosa membran kering, nadilemah, pengisian kaapiler
lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi
-
Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi,
kehamilan,sinus bradikardi/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung
Kolaborasi
-
Berikan cairan melalui IV
sesuai indikasi
-
Berikan obat sesuai dengan
indkasi:
a.
Penyekat beta seperti:
propanolol (inderal0, atenolol (tenormin), nadolol (corgard)
b.
Hormon tirid antagonis seperti
propiltirourasil (PTU), metimazol (tapazole)
c.
Natriun iodida (lugol) atau
saturasi kalium iodida
d.
RAI (131 InaL atau 125
InaL)
e.
Kortikosteroid
f.
Digoksin
g.
Furosemid
h.
Asetaminofen
i.
Relaksan otot
-
Pantau hasil pemeriksaan lab :
kalium serum, kalsium serum,kultur sputum
- Lakukan pemantauan EKG secara teratur
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Siapkan untuk pembedahan
2. Kelelahan b.d hipermetabolik
dengan peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan
gangguan kimia tubuh
Dibuktikan oleh :
-
Mengungkapkan sangat kurang
kekurangan energi untuk mempertahankan
utinitas umum, penurunan penampilan
-
Labilias/pekarangsang emsional,
gugup, tegang
-
Perilaku gelisah
-
Kerusakan kemampuan untuk
konsentrasi
Tujuan Pasien / criteria evaluasi ;
-
Menungkapkan secara verbal
tentang peningkatan energi
-
Menunjukkkan perbaikan
kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivits
Intervensi
Independen
-
Pantau TTV sebelum dan sesudah
aktivitas
-
Catat perkembangan takipnea,
dispnea, pucat dan sianosis
-
Ciptakan lingkungan yang
tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori, warna-warna yang sejuk
dan situasi yang tenang
-
Sarankan pasien untuk
mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat tidur jika memungkinkan
-
Berikan tindakan yang membuat
pasien nyaman seperti masage/sentuhan, bedak yang sejuk
-
Memberikan aktivits pengganti
yang nyaman seperti membaca, mendengarkan radio
-
Hindari membicarakan topik yang
menjengkelkan atau yang mengancam pasien. Diskusikan cara untuk berspon
terhadap perasaan tersebut
-
Diskusikan dengan orang dekat
tentang keadaan kelelahan dan emosi yang
tidak stabil
Kolaborasi
-
Berikan obat sesuai indikasi sseperti sedatif :
fenobarbital (luminal)
3. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penururunan BB)
Tujuan pasien / criteria evaluasi
-
Menunjukkkan BB yang stabil
disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda
malnutrisi
Intervensi
Independen
-
Auskultasi bising usus
-
Catat dan laporkan
adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen, munculnya mual-muntah
-
Pantau masukan makanan setiap
hari. Dan timbang bb setipa hari serta laporkan adanya penurunan BB
-
Dorong pasien untuk makandan
meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil dengan menggunakan makanan
tinggi kalori yang mudah dicerna
-
Hindari pemberian makananyang
dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan makanan berserat lainnya )
dan cairan yang menyebabkan diare
-
Bicara dengan nada normal
Kolaborasi :
-
Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi
kalori, protein, karbohidart dan vitamin
-
Berikan obat dengan indikasi:
a.
glukosa,vit B kompleks
b.
Insulin (dengan dosis kecil)
4. Kerusaka integritas jaringan
mata b.d perubahan mekanisme perlindungan dari mata
Tujuan / criteria hasil :
-
Dapat mempertahakan kelembaban
membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
-
Mampu mengidentifikasi tindakan
untuk memberkanperlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi
Intervensi
Independen
-
Observasi edema peiorbital,
gangguan penutupan kelopakmata. Lapang pandang penglihatan yang sempit, air ata
yang berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa adanya benda diluar mata dan
nyeri pada mata
-
Evaluasi ketajaman mata,
laporkan adanya pandangan yang kabur atau pandangan ganda( diplopia)
-
Anjurkan pasien menggunakan
kaca mata gelap ketika bangaundan tutup dengan peneutup mata selamatidur sesuai
kebutuhan
-
Bagian kepala tempat tidur
ditinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada indikasi
-
Berikan kesempatan pasian untuk
mendiskusokan perasaaan tentang perubahanganbaran atau betuk tubuh untuk
meningkatkan gambanran tubuh
-
Instruksikan agar pasien
melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan
Kolaborasi
-
berikan obat sesuai indikasi
a.
obat tetes mata metilselulosa
b.
ACTH, prednison
c.
Obat antitiroid
d.
Diuretik
-
Siapkan pembedahan
5. Cemas b.d faktor fisiologis,
status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek pseudokatekolamin dari hormon
tiroid
Ditandai dengan :
-
Peningkatan perasaan kuatir,
gemetar, hilang konrol, panik, perubahan kognitif, distosi rangsanglingkungan
-
Gerakan ekstra, gelisah, tremor
Kriteria hasil:
-
Tampak rileks
-
Melapokan ansietasberkurang
sampai tingkat dapt dilatasi
-
Mampu mengidentifikasi cara
hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
Intervensi:
Mandiri
-
Observasi tingkah laku pasien
yang menunjukkan tingkat ansietas
-
Pantau respon fisik, papitsi,
gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasidan insomnia
-
Tinggal bersama pasien,
mempertahankan sikap yang teang. Mngakui atau menjawab kekuatiran dan
mengijinkan perilaku pasien yang umum
-
Jelaskan prosedur, lingkungan
sekelilmn atau suara yang mungkindidengar oleh pasien
-
Bicara yang singkat dengan kata
yang sederhana
-
Kurangi stimulasidari luar.
Tempatkan pada ruangan yang tenang, berikan kelembutan, kurangi lampu yang terang,
kurangi jumlah orang yang berkunjuang
-
Diskusikan dengan pasien aau
orang yang terdekat penyebab emosional yang labil/reaksi psikotik
-
Tekankan harapan bahwa
pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai denagan perkembangan terapi
obat
Kolaborasi;
-
Berikan obat antiansietas
-
Rujukpada sistem penyokong
sesuai dengan kebutuhan seperti konseling, ahli agama dan pelayanan sosial
6. Perubahan prossespikir b.d
perubahan fisiologis, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktivitas mental
Kriteria hasil:
-
Mempertahankan orientasi
realita umumya
-
Mengenali perubahan dalam
berpikir/perilaku dan faktor penyebab
Intervensi:
-
Kaji proses pikir pasienseperti
memori, rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu atauorang
-
Catat adanya perubahan
tingkahlaku
-
Hadirkan pada realita secara
terusmenerus dansecara gamblang tanpa melawan pikiran yang tidak logis
-
Memberikan tindakan yang aman
seperti bantalan pada enghalang tempat tidur, pengikatan yang lembutsupervisi
yang ketat
-
Anjurkan keluarga atau orang
dekat lainnnya untuk mengunjungi paisen. Memberikan dukungan dengan kebutuhan
Kolaborasi
Pemberian sedatif ssesuai indikasi
7.
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
Ditandai
dengan:
-
Pertanyaan, meminta informasi
Kriteria evaluasi:
-
Pasien mengerti tentang proses
penyakit dan pengobatannya
-
Mengidentifikasi hubungan
antara tanda dan gejalapada prosses penyakit dan hubungan gejala dengan faktor
penyebabnya
Intervensi;
-
Berikan informasi yang tepat
dengan keadaan individu
-
Berikan informasi tanda dan
gejala dari hipertiroid
-
Diskusikan mengenai terapi obat
termasuk ketaatan terhadap pengobatan dan tujuan terapi
-
Tinjau kebutuhan diiit makanan
dan tinjau ulang mengenai nutrisi . Mdnghindari kopi, makanan pengawet dan
makanan pewarna
Kolaborasi:
-
Pemberian anti emetikdengan
jadwal reguler
-
Vitamin A,D,E dan B6
-
Rujuk ahli diit
-
Pasang /pertahankan slang NGT
untuk pemberian makanan enteral
(Doenges E, Marilynn, 2000 hal 710-719)
DAFTAR PUSTAKA
- Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
- Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995
- Hudak & Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekaatan Holistik, Edisi 6, Volume II, Jakarta, EGC,1996
4. Smeltzer C. Suzanne,
Brunner & Suddarth, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Jakarta, EGC ,2002
5. Marilynn
E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta, EGC, 2000