NILAI RUJUKAN NORMAL LABORATORIUM DAN KETERANGANNYA
Latar Belakang
Agar dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala.
Setiap laboratorium dalam menentukan nilai ‘normal’tergantung pada alat yang dipakai dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai rujukan pada lembaran ini.
Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter!
Tubuh manusia tidak
seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil
yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung
pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan
lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes
tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong – tidak ada
yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi
beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal
mungkin tidak menjadi masalah.
Pada tabel ini, bila ada
perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’
untuk perempuan dan ‘L’ untuk laki-laki.
Laboratorium Darah
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
||
Eritrosit (sel darah merah)
|
juta/µl
|
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L) |
||
Hemoglobin (Hb)
|
g/dL
|
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L) |
||
Hematokrit
|
%
|
40 – 50 (P)
45 – 55 (L) |
||
Hitung Jenis
|
||||
Basofil
|
%
|
0,0 – 1,0
|
||
Eosinofil
|
%
|
1,0 – 3,0
|
||
Batang1
|
%
|
2,0 – 6,0
|
||
Segmen1
|
%
|
50,0 – 70,0
|
||
Limfosit
|
%
|
20,0 – 40,0
|
||
Monosit
|
%
|
2,0 – 8,0
|
||
Laju endap darah (LED)
|
mm/jam
|
< 15 (P)
< 10 (L) |
||
Leukosit (sel darah putih)
|
103/µl
|
5,0 – 10,0
|
||
MCH/HER
|
pg
|
27 – 31
|
||
MCHC/KHER
|
g/dL
|
32 – 36
|
||
MCV/VER
|
fl
|
80 – 96
|
||
Trombosit
|
103/µl
|
150 – 400
|
||
Catatan:
Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen |
||||
Fungsi Hati (LFT)
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
ALT (SGPT)
|
U/L
|
< 23 (P)
< 30 (L)
< 41 U/I (IFCC)
|
AST (SGOT)
|
U/L
|
< 21 (P)
< 25 (L)
< 37 U/I (IFCC)
|
Alkalin fosfatase
|
U/L
|
15 – 69
40 – 129 (IFCC)
|
GGT (Gamma GT)
|
U/L
|
5 – 38
8 – 61 (Persyn&Szaz)
|
Bilirubin total
|
mg/dL
|
0,25 – 1,0
|
Bilirubin langsung
|
mg/dL
|
0,0 – 0,25
|
Protein total
|
g/L
|
61 – 82
|
Albumin
|
g/L
|
37 – 52
|
Fungsi Ginjal
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kreatinin Darah
|
U/L
|
60 – 150 (P)
70 – 160 (L) |
Urea
|
mg/dL
|
8 – 25
|
Natrium
|
mmol/L
|
135 – 145
|
Klorida
|
mmol/L
|
94 – 111
|
Kalium
|
mmol/L
|
3,5 – 5,0
|
Profil Lipid
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kolesterol total
|
mg/dL
|
150 – 200
|
HDL
LDL
|
mg/dL
mg/dL
|
45 – 65 (P)
35 – 55 (L)
< 100 (Direk)
|
Trigliserid
|
mg/dL
|
120 – 190
|
Lain-lain
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Glukosa (darah, puasa)
|
mg/dL
|
70 – 100
|
Amilase
|
U/L
|
30 – 130
|
Asam Urat
Waktu Protrombin
Kontrol
HBsAg
Anti HAV Ig M
Anti HCV
|
mg/dL
-
-
|
2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W)
10,7 – 14,3
10,9 – 15,5
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (ECLIA)
NEGATIF : < 1,0 COI
POSITIF : >= 1,0 COI (EIA)
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (EIA)
|
Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)
Glucose : Negatif
Billirubin : Negatif
Keton : < 5 mg/dl
Berat Jenis : 1,001-1,035
pH : 4,6 – 8,0
Protein : < 30 mg/dl
Urobilinogen : < 1,0 EU/dl
Nitrit : Negatif
Blood : Negatif
Leukosit : Negatif
Sedimen
Sel epitel : Negatif
Leukosit ; < 5 LPB
Eritrosit ; < 5 LPB
Silinder, Kristal dan Bakteri ; NegatifHITUNG DARAH LENGKAP
Hitung Darah Lengkap Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang
paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count
(CBC). Tes ini memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah
merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan
jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau
persentasenya. Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat
dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap laboratorium
mempunyai nilai rujukan untuk semua hasil tes. Biasanya, tes
laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai
normal.
Laporan hasil sering sulit
ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini berarti
jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah
8,77 dengan;x103 jumlah sebenarnya adalah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.
Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes.
1. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang
menghitung jumlah total sel darah merah; Hemoglobin (Hb) yaitu protein
dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke
bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang mengukur persentase
sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di
dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini
merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat.
Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi baru lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0 – 16,0 gr/dl).
2. Volume Eritrosit
Rata-Rata (VER) atau mean
corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV
yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran
normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau
penyakit kronis. MCV yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama
AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya.
MCV yang besar menunjukkan
adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan
berwarna muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit
Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin
concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan
kepekatan hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total
dengan jumlah sel darah merah total.
Trombosit atau platelet (PT atau PLT)
Berfungsi membantu
menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika
trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang
HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat
HIV dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya
pengaruh besarpada kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih
(white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih.
Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita
sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan
sumsum tulang.
Nilai Leukosit Bayi baru lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).
Leukosit rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.;
Neutrofil
berfungsi melawan infeksi
bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa
jumlahnya 55-70 persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut
neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV
lanjut, obat HIV seperti gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo,
AZT (obat antiretroviral) dapat menyebabkan neutropenia.
Limfosit
Ada dua jenis utama limfosit:
Sel-B untuk membuat
antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang
dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh.
Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh
HIV. Jumlah limfosit umumnya 20-40 persen leukosit.
Hitung darah lengkap
biasanya tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai
tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung
jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau makrofag diukur
sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini
melawan infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan
tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan.
Monosit beredar dalam
darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag.
Jumlah monosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Eosinofil (%EOS)
biasanya 1-3 persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan
tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan
jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah meningkat terutama jika kita diare,
kentut, atau perut kembung. Hal ini menandai adanya parasit.
Fungsi basofil (%BASO)
tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi
jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya
kurang dari 1 persen leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima
jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan
basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit
total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2
persen dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770
=2.648.
TES KIMIA DARAH
Kalsium,
adalah bagian utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar
saraf dan otot bekerja dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel.
Tubuh kita mengatur jumlah kalsium dalam darah. Namun tingkat protein
dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes kalsium (lihat albumin di
bawah).
Hasil tes kalsium yang
rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah
akibat kekurangan gizi (malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang
tidak normal bisa jadi karena masalah pencernaan.
Fosfor,
seperti juga kalsium, merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang
tinggi untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada
tulang, saraf dan otot. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh gagal
ginjal.
Glukosa, adalah gula, yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.
Elektrolit,
berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit
terutama penting jika kita mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau
masalah pada ginjal.
Tingkat natrium
menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan
baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat
natrium yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume darah yang
terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi.
Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalium mempengaruhi beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung.
Tingkat kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.
Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam,adalah bagian utama dalam darah.
Bikarbonat
memperlihatkan system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat
yang normal menunjukkan keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi
dapat disebabkan oleh tingkat asam laktik yang tinggi dalam darah.
TES FUNGSI GINJAL
Tes dasar untuk fungsi ginjal adalah nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN,
atau kadang disebut sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat fosfor,
natrium atau asam urat yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh
ginjal.
BUN mengukur tingkat nitrogen darah.
Nitrogen
adalah hasil buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam
air seni. Tingkat BUN yang tinggi dapat disebabkan oleh makanan
berprotein tinggi, dehidrasi atau gagal ginjal atau jantung.
Kreatinin
adalah hasil buangan dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah
menunjukkan fungsi ginjal. Dokter menggunakan tingkat kreatinin sebagai
petanda langsung mengenai baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan
produk buangan dari tubuh.
TES FUNGSI HATI
Tes laboratorium yang
disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur
tingkat enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah
protein yang membantu atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme
hidup. Tingkat enzim yang tinggi menunjukkan kerusakan hati yang bisa
diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis atau penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim
ini – beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat
membantu dokter menemukan masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium
hati mencakup:
ALT, sering juga disebut sebagai SGPT
AST, sering juga disebut sebagai SGOT
Bilirubin, cairan
berwarna kuning yang dibuat pada waktu sel darah merah dihancurkan.
Obat antiretroviral indinavir (semacam protease inhibitor) dapat
meningkatkan tingkat bilirubin
Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan pada aliran air empedu atau kehancuran tulang
Tes Kimia Darah Lain
Kolesterol Total, Konsensus lipid ( < 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas tinggi, > 240 mg/dl=Tinggi)
Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid ( < 40 mg/dl =rendah, > = 60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol LDL (Direk), Konsensus lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl= mendekati optimal, 130-159 mg/dl= Batas tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)
Trigliserida, Konsensus lipid ( < 150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499 mg/dl= Tinggi, >=500 mg/dl=Sangat Tinggi)
Rasio Kolesterol Total/C.HDL, Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk, 3-6 = Normal, >6 = High Risk)
Asam Urat terbentuk akibat penguraian DNA, bahan genetik dalam sel.
Asam ini biasanya
dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup
umum. Jumlahnyayang sangat tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat dari darah atau karena leukemia (kanker darah)
atau limfoma (kanker getah bening )
Albumin adalah
protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air
dalam sel, memberi gizi pada sel, serta mengeluarkan produk buangan.
Tingkat albumin yang
rendah biasanya menunjukkan masalah gizi. Karena albumin mengangkut
begitu banyak zat dalam darah, tingkat albumin yang rendah dapat
mempengaruhi hasil tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan
testosteron.
Globulin
(juga disebut sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi
yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat
globulin yang sangat tinggi. Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan
untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.
Laju Endap Darah (LED) atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.
LED yang tinggi
menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang
jangka lama, misalnya artritis, atau dsebabkan oleh tubuh yang
terserang infeksi.
Tes Protein C-Reactive (CRP)
adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun lebih
cepat daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko
lebih tinggi terhadap serangan jantung.
Rujukan Nilai Normal Hasil Laboratorium dalam Bentuk Tabel
HASIL LABORATORIUM LENGKAP
No
|
PEMERIKSAAN
|
ANGKA NORMAL
|
SATUAN
|
---|---|---|---|
**HEMATOLOGI** | |||
1
|
HEMOGLOBIN |
Lk: 13,0 – 18,0 Pr: 11,5 – 16,5
|
gr/dl
|
2
|
LEKOSIT |
4.000 – 11.000
|
/mm3
|
3
|
ERYTROSIT |
Lk: 4,5 – 5,5 Pr: 4,0 – 5,0
|
/mm3
|
4
|
HEMATOKRIT |
Lk: 40 – 50 Pr: 37 - 43
|
%
|
5
|
TROMBOSIT |
150.000 – 400.000
|
/mm3
|
6
|
LED 1 Jam |
Lk: 0 – 10 Pr: 0 - 15
|
mm/jam
|
7
|
WAKTU PERDARAHAN |
1 - 5
|
menit
|
8
|
WAKTU PEMBEKUAN |
2 - 6
|
menit
|
**HEMOGRAM** | |||
1
|
EOSINOFIL |
1 - 3
|
%
|
2
|
BASOFIL |
0 - 1
|
%
|
3
|
STAF |
2 - 5
|
%
|
4
|
SEGMEN |
50 - 70
|
%
|
5
|
LYMPHOSIT |
20 - 40
|
%
|
6
|
MONOSIT |
2 - 6
|
%
|
7
|
RETIKULOSIT |
0,1 – 1,5
|
%
|
**KIMIA DARAH** | |||
1
|
SGOT |
Lk: < 35 Pr: < 31
|
U/L
|
2
|
SGPT |
Lk: < 41 Pr: < 31
|
U/L
|
3
|
BILLIRUBIN TOTAL |
0 - 1
|
mg/dl
|
4
|
BILLIRUBIN DIREK |
0 – 0,25
|
Mg/dl
|
5
|
BILLIRUBIN INDIREK |
0 – 0,75
|
Mg/dl
|
6
|
PROTEIN TOTAL |
6,2 – 8,4
|
gr/dl
|
7
|
ALBUMIN |
3,5 – 5,5
|
gr/dl
|
8
|
GLOBULIN |
1,3 – 3,3
|
gr/dl
|
9
|
UREUM |
10 - 50
|
Mg/dl
|
10
|
KREATININ |
Lk: 0,9 – 1,3 Pr: 0,6 – 1,1
|
Mg/dl
|
11
|
ASAM URAT |
Lk: 3,6 – 8,2 Pr: 2,3 – 6,1
|
Mg/dl
|
12
|
TRIGLISERID |
< 200
|
Mg/dl
|
13
|
CHOLESTEROL |
= 200
|
Mg/dl
|
14
|
HDL |
Lk: 35 – 55 Pr: 45 - 65
|
U/L
|
15
|
LDL |
< 150
|
Mg/dl
|
16
|
GULA DARAH PUASA |
55 - 110
|
Mg/dl
|
17
|
GULA DARAH 2 JAM PP |
55 - 115
|
Mg/dl
|
18
|
GULA DARAH SEWAKTU |
70 - 115
|
Mg/dl
|
19
|
CHOLESTEROL HDL |
= 35
|
Mg/dl
|
20
|
CHOLESTEROL LDL |
= 130
|
Mg/dl
|
21
|
CKMB |
< 24
|
U/L
|
22
|
ALFA HBDH |
< 182
|
U/L
|
HASIL LABORATORIUM LENGKAP URINE
## ANALISA URINE## | |||
*URINALISA* | |||
1
|
WARNA |
KUNING
|
|
2
|
KEKERUHAN |
JERNIH
|
|
3
|
REDUKSI |
NEGATIF
|
|
4
|
BILLIRUBIN |
NEGATIF
|
|
5
|
KETON |
NEGATIF
|
|
6
|
BERAT JENIS | ||
7
|
PH | ||
8
|
PROTEIN |
NEGATIF
|
|
9
|
UROBILLINOGEN |
E.U/dl
|
|
10
|
NITRIT |
NEGATIF
|
|
*SEDIMEN* | |||
1
|
LEKOSIT |
NEGATIF
|
Plpb
|
2
|
ERYTROSIT |
NEGATIF
|
Plpb
|
3
|
EPYTEL SQUAMOS |
NEGATIF
|
Plpb
|
*SILINDER* | |||
1
|
SILINDER BUTIR HALUS |
NEGATIF
|
Plpb
|
2
|
SILINDER HYALIN |
NEGATIF
|
Plpb
|
*KRISTAL* | |||
1
|
TRIPEL PHOSPHAT |
NEGATIF
|
Plpb
|
2
|
URIC ACID |
NEGATIF
|
Plpb
|
3
|
CA OXALAT |
NEGATIF
|
Plpb
|
4
|
AMORF FOSFAT |
NEGATIF
|
Plpb
|
BAKTERI |
NEGATIF
|
||
*ANALISA FECES* | |||
1
|
KONSISTENSI | ||
2
|
LENDIR | ||
3
|
ERITROSIT |
NEGATIF
|
|
4
|
LEKOSIT |
NEGATIF
|
|
5
|
TELUR ASCARIS L |
NEGATIF
|
|
6
|
TELOR CACING |
NEGATIF
|