Minggu, 07 Agustus 2011

ASKEP Hipertensi



KONSEP DASAR
HIPERTENSI


A. DEFINISI

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg atau apabila pasien memakai anti hipertensi       ( Purnawan Junadi, hal 87 1982 ).

Hipertensi adalah tekanan darah dimana komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata. ( Arianto Cakronegoro ).

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan diastolik diatas 90 mmHg. ( Smeitzer, Suzannee. C, 2002 ).


Klasifikasi hipertensi berdasarkan tinggi tekanan darah :

Ø  Ringan 140 – 159 / 90 – 99 mmHg
Ø  Sedang 160 – 179 / 100 – 109 mmHg
Ø  Berat 180 – 209 / 110 – 119 mmHg
Ø  Sangat berat ≥ 210 / ≥ 120 mmHg

B. ETIOLOGI

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah :

a.       Garam : Ion Na mengakibatkan resistensi air, sehingga volume darah meningkat.
b.      Drop : Sejenis gula yang dibuat dari liquiretiae yang mengandung asam glizirat → retensi air.
c.       Stress : Meningkatkan tekanan darah akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin.
d.      Merokok : Nikotin → vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah.
e.       Pil anti hamil : Mengandung hormon estrogen → resestensi air.
f.        Kehamilan : Selama kehamilan tekanan darah meningkat.

Berdasarkan etiologinya terbagi :

1.      Hipertensi Esensia / primer ( 85 – 98 % ) tak ada penyebab pasti
disebabkan oleh factor genetik dan lingkungan.
2.      Hipertensi Sekunder ( 10 – 15 % )
Disebabkan oleh penyakit ginjal, endokrin, pembuluh darah dan obat.

C. PATOFISIOLOGI

Pada tahap awal curah jantung meninggi, sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas tonus simpatis.
Pada tahap selanjutnya, curah jantung menjadi normal sedangkan tahanan perifer meningkat, akibat terjadinya refleks auturegulasi. Oleh karena curah jantung meningkat, terjadi kontriksisfingter prekapiler, yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian tahanan periper.
Oleh karena itu peningkatan tahan perifer pada hipertensi terjadi secara bertahap dan dalam waktu yang lama, sedangkan proses autoregulasi seharusnya terjadi dalam waktu yang singkat, diduga terdapat factor lain disamping faktor hemodinamik.

D.  MANIFESTASI KLINIS
                                                
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak di jumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan. Pada retina , seperti perdarahan, eksudat ( kumpulan cairan ). Penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat, edema pupil ( edema pada diskus optikus ).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Bila ada, biasanya menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi.

Adapun gejala-gejala hipertensi yang mungkin dialami :
1. Sering pusing kepala.
2. Gampang marah.
3. Sulit tidur dan sering gelisah.
4. Sesak nafas
5. Leher belakang sering kaku.
6. Gangguan penglihatan dan
7. Sulit berkonsentrasi.

E.   KOMPLIKASI

Penyumbatan yang terus-menerus dalam lama atau bertahun-tahun mengakibatkan komplikasi berbahaya seperti :
a.       Serangan jantung
b.      Stroke
c.       Kegagalan jantung ( Heart failure ) dan
d.      Kegagalan ginjal ( Kidney failure ).

F.   PENATALAKSANAAN MEDIS

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis penatalaksanaan :
a.       Penatalaksanaan non farmakologik
1.   Jaga berat badan ideal, dengan olah raga teratur, kurangi makan berlemak.
2.   Batasi kosumsi garam.
3.   Hindari stress.
4.   Perbanyak minum air putih.
5.   Diet seimbang antara buah dan sayuran, perbanyak makan sayuran dan buah segar seperti buah mentimun yang diminum 2x sehari.
      b.   Penatalaksanaan farmakologik
            1.   Captropil 12,5 mg.
            2.   Reserpin 0,25 mg.
            3.   Mefedipin 10 mg.
            4.   Antidiuretik : furosemide.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1.   Pengkajian

a.       Aktivitas / istirahat

            Gejala        :  Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
            Tanda         :  Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipneu

b.      Sirkulasi

Gejala     :  Riwayat hipertensi aterosklerosis, penyakit jantung koroner atau katub dan penyakit selebrovaskuler, episode palpitasi perpirasi.
Tanda      :  Kenaikan tekanan darah
                  Nadi :denyutan jelas dari karotis.
                  Frekuensi irama : takikadria.
                  BJ : S2 pada dasar S3,S4 murmur, spenotis, vascular.

c.       Integritas ego

Gejala     :  Riwayat perubahan kepribadian ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik, factor-faktor stress multifel.
Tanda      :  Letupan suara hati, gelisah, penyempitan continue, perhatian, tangisan yang meledak gerak angan empati, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, pernafasan, menghela, peningkatan pola bicara.
     
d.      Eliminasi

Gejala        :  Gangguan ginjalbsaat ini atau yang lalu.

e.       Makanan dan cairan.

      Gejala        :  Makanan yang disukai, yang dapat mencakup, makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori mual muntah, perubahan berat badan riwayat penggunaan diuretik.
      Tanda         :  Berat badan normal atau obesitas, adanya edema kongesti vena, DVJ, glikosuria.


  1. Neorosensori

Gejala     :  Keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala subolasi pital episode bebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan, episode epilaksis.
Tanda      :  Status mental : Perubahan keterjagan, orientasi pola atau isi bicara, apek, proses piker atau memori.
                  Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan atau reflek turdor dalam.

g.       Nyeri & ketidaknyamanan.

      Gejala     :  Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala, oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya, nyeri abdomen.

  1. Pernafasan

Gejala     :  Disneu yang berkaitan dengan aktivitas, takipneu ortoupneu dispneu noktural, paroksismal, bentuk tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda      :  Distres respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan bunyi nafas tambahan sianosis.

  1. Keamanan 

Gejala     :  Postural
Keluhan   :  Gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi
     
j.        Pembelajaran / penyuluhan.

Gejala     :  Faktor-faktor resiko keluarga : Hipertensi, aterioskerosis, penyakit jantung, diabetes militus, ginjal, factor resiko etnik.

Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lamanya dirawat :4,2 hari
Rencana pemulangan  : bantuan dengan memantau dari tekanan darah perubahan dalam terapi obat.

2.   Diagnosa Keperawatan.

a.       Resti penurunan curah jantung b/d peningkatan tekanan darah.

Tujuan

Kriteria hasil





Intervensi
:

:





:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam resti penurunan curah jantung tidak terjadi.
#   Berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan tekanan darah /  beban kerja jantung.
#  Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima
#  Mmemperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien
a.   Pantau TTV
R  :   Perbandingan  dari  tekanan  memberikan  gambaran  yang lebih lengkap tentang keterlibatan / bidang masalah vaskuler.
b.   Amati warna kulit, kelembaban, suhu, masa pengisian kapiler.
R :  Adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi/ mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.
c.   Catat adanya edema
R : Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal/ vaskuler.
d.   Berikan lingkungan yang tenang.
R  :   Membantu   untuk   menurunkan   rangsang   simpatis, meningkatkan relaksasi.
f.    Ajarkan tehnik relaksasi
R  :   Membantu  menurunkan  rangsangan  yang  menimbulkan stress membuat efek tenang sehingga akan menurunkan TD
g.   Berikan obat diuretic sesuai indikasi dokter
R:    Diuretik ini memperkuat agen-agen anti hipertensip lain  
        dengan membatasi retensi cairan
     
b.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum

Tujuan              :  Setelah dilakukan tindakan  keperawatan 3x24 jam intoleransi aktivitas teratasi.
Kriteria hasil     :  #    Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
                           #    Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi          :  a.   Kaji TTV selama / sesudah aktivitas.
                                 R    :  Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress aktivitas dan bila ada merupakan indicator  dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
                           b.   Anjurkan tentang tehnik penghematan energi.
                                 R    :  Tehnik ini mengurangi penggunaan energi juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
                           c.   Berikan / dorong untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap.
                                 R    :  Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba.

c.       Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d peningkatan tekanan vascular serebral.

Tujuan              :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam gangguan rasa nyaman nyeri teratasi.
Kriteria hasil     :  #    Nyeri hilang.
                           #    Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan nyeri.
Intervensi          :  a.   Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
                                 R    :  Meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi.
                           b.   Berikan kompres dingin, tehnik relaksasi yang dapat mengurangi nyeri.
                                 R    :  Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat / memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
                           c.   Kurangi Aktivitas
                                 R    :  Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral.
                           d.   Berikan obat aanlgesik sesuai indikasi dokter.
                                 R    :  Menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf simpatis.

d.      Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit b/d keterbatasan kognitif.

Tujuan              :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit teratasi.
Kriteria hasil     :  #    Klien paham tentang proses penyakit dan regmen pengobatan.
                           #    Mempertahankan tekanan darah dalam parameter normal.
Intervensi          :  a.   Kaji kesiapan pasien dalam menerima pelajaran termasuk orang terdekat.
                                 R    :  Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien / orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis.
                           b.   Jelaskan tentang hipertensi & efeknya pada jantung, ginjal dan otak.
                                 R    :  Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan darah dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan.
                           c.   Bahas pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien dalam membuat rencana untuk berhenti merokok.
                           R    :  Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin mengakibatkan frekuensi jantung, tekanan darah, dan vasokontriksi, mengurangi oksigenasi jaringan dan meningkatkan beban kerja miokardium.


C.  Evaluasi

      1.   Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan / diperlukan.
      2.   Melaporkan nyeri / ketidaknyamanan hilang / terkontrol.
      3.   Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi & kegemukan.
      4.   Mengatakan pemahaman proses penyakit dan ragam pengobatan.


BAB III
PEMBAHASAN

Dalam bab ini kami akan mencoba menjelaskan keterkaitan dan kesenjangan antara reoti yang didapat dengan kasus yang diperoleh, pada klien Ny.Y dengan diagnsa “Hipertensi” yang dirawat di ruang Nila Rumah Sakit Sumber Waras yang di mulai pada tanggal 4 Desember 2007 sampai dengan tanggal 7 Desember.
Adapun yang menjadi lingkup dalam pembahasan ini adalah sesuai dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1.      Pengkajian
Pada tahap pengkajian kami melakukan pendekatan kepada klien, keluarga, dan tenaga kesehatan yang ada. Dengan tetep memandang bahwa klien sebagai manusia yang utuh meliputi biopsiko-sosial dan spiritual.
Data pertama yang diperoleh kami mengenai diagnosa medis klien yaitu Hipertensi. Pada saat kami melakukan pengkajian baik itu dengan anamnesa dengan klien dan keluarga, status klien dan tenaga kesehatan yang ada ditemukan gejala pasti bahwa klien mengalami penyakit hipertensi yang ditunjukkan dengan hasil tanda-tanda vital.
Disamping telah didapatnya diagnosa hipertensi penulis pun tidak luput dari hambatan-hambatan dalam melakukan pengkajian karena dalam waktu yang singkat kami harus mampu mendapatkan data-data yang menunjang, tetapi alhamdullilah hambatan ini dapat kami lalui dengan adanya kerjasama tim dan bimbingan baik dari pihak pendidikan dan perawat di rumah sakit.

2.   Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan hasil pengumpulan data melalui pengkajian pada Ny.Y dengan mengelompokkan data menjadi data focus.
Dalam teori diagnosa yang timbul pada penyakit hipertensi ada 4 diagnosa tetapi dalam kasus yang penulis temukan hanya ada 4 diagnosa, adapun diagnosa yang penulis tidak temui yaitu : Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit b/d keterbatasan kognitif. Diagnosa ini tidak kami angkat karena faktor keadaan klien dan factor keluarga klien yang tidak mendukung.

3.   Perencanaan

Pada tahap perencanaan asuhan keperawatan kami telah membuat rencana asuhan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas masalah, merumuskan tujuan dan rencana tindakan.
Untuk prioritas diagnosa keperawatan kami menyusun menurut kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yang disesuaikan dengan kondisi klien,Hirarku Maslow  itu terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, icintai dan mencintai, harga dan serta aktualisasi diri baik yang bersifat actual maupun resiko tinggi.
Sebelum menentukan rencana tindakan perlu ditetapkan tujuan dengan memperhitungkan apakah tujuan tersebut spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dapat dilakukan dan mempunyai batas waktu pencapaian setelah tujuan kemudian menetapkan rencana tindakan kami berusaha melibatkan keluarga tahu bagaimana cara merawat klien.

4.   Implementasi

Pada dasarnya implementasi kami tetap mengacu kepada rencana tindakan yang ada dan menyesuaikan dengan kondisi, situasi dan kebutuhan klien serta fasilitas yang tersedia.
Dalam implementasi kami tidak bekerja sendiri akan tetapi melibatkan tim keperawatan yang ada diruangan serta melibatkan pihak keluarga sehingga implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.

5.   Evaluasi

      Pada tahap evaluasi kami memfokuskan kepada kemandirian klien karena respo-respon yang ditunjukkan oleh klien secara objektif klien sudah setengah mandiri dalam memenuhi kebutuhan dan mengenai diagnosa yang muncul, semua diagnosa dapat teratasi sebagian dandapat dicegah setelah dilakukan tindakan-tindakan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.